GelitikPolitik.com – Jakarta, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menawarkan Partai Demokrat kerjasama politik pada Pemilihan Umum 2024 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
“Kerendahan hati menawarkan suatu kerja sama (dengan Partai Demokrat), apalagi Pak Ganjar itu diterima luas,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jumat (09/06).
Hasto menjelaskan, dampak pencapresan Ganjar oleh PDIP sangat luas. Pasalnya, dalam kurun waktu 50 hari setelah deklarasi, Hasto mengklaim elektabilitas Ganjar langsung melejit dibandingkan kedua rivalnya yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
“Jadi komunikasi dengan partai dilakukan dengan baik dengan Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PKB,” terang Hasto.
Wacana pertemuan PDIP dan Demokrat itu diamini oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Ia menegaskan akan segera menemui Agus Harimurti Yudhoyono dalam waktu dekat. Puan juga menyinggung soal kemungkinan berkoalisi dengan Partai Demokrat.
“Segera, segera ketemu (AHY),” kata Puan kepada wartawan usai membuka Rakerda PDIP DIY, Minggu (11/06).
- Kocok Ulang Kabinet Prabowo
- Rentetan Kejadian Demo Agustus: Ulah yang Memantik Amarah
- Indonesia Summit 2025: Kolaborasi Lintas Generasi untuk Masa Depan Indonesia
- Jual-Beli Kuota Haji
- Ketok Palu Pemisahan Pemilu
Memecah Dukungan Anies?
Sementara itu, pengamat politik Universitas Andalas, Najmudin Nasrul mengungkapkan bahwa ada upaya dari PDIP untuk memecah belah Koalisi Perubahan dan Perbaikan yang notabene mendukung Anies Baswedan.
Upaya mengajak Partai Demokrat masuk ke dalam koalisi pendukung Ganjar Pranowo adalah salah satu langkah PDIP untuk melakukan pemecahan dukungan.
“Langkah PDIP mengundang AHY adalah usaha memecah belah koalisi pendukung Anies,” kata Najmuddin, seperti dikutip Republika.com Minggu (11/06).
Najmuddin menilai komunikasi antara Partai PDIP dan Demokrat yang dulu renggang, kini kembali terbuka. Sehingga, Najmuddin menilai hal ini sah-sah saja bila ada pembicaraan antara PDIP dan Demokrat.
Meski demikian, Sekjen PDIP membantah bahwa langkah itu adalah untuk memecah dukungan kepada Anies Baswedan. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut PDIP ingin merangkul AHY karena mengedepankan politik yang merangkul semua elemen.
Hasto menyadari posisi AHY berbeda dengan PDIP menjelang Pilpres 2024. Namun, Hasto membantah jika penyebutan nama AHY itu adalah upaya untuk memecah belah Koalisi Perubahan untuk Persatuan.