Opini Publik – Dalam rangka upaya menekan laju penyebaran virus covid-19, pemerintah pusat menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sebagai ganti dari istilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Dengan berbagai pembatasan yang dilakukan pemerintah seperti pembatasan pada area perkantoran sebanyak 75% harus menerapkan wfh (work from home), melaksanakan kegiatan belajar mengajar daring, pembatasan kegiatan restoran sebanyak 25% dengan menerapkan protokol kesehatan, pembatasan operasional mall/pusat perbelanjaan sampai pukul 19.00 WIB dan pembatasan lainnya.
Upaya pemerintah ini memang harus diapresiasi, disamping dampak ekonomi yang dirasakan masyrakat kecil yang merasakan dampak langsung karena pembatasan ini, juga fokus pemerintah untuk membatasi kegiatan ‘kumpul-kumpul’ saja bisa dibilang kurang efektif lagi sia-sia.
Pasalnya, sampai saat ini pemerintah belum pernah melakukan contact tracing meskipun vaksinasi sudah gencar dilakukan. Lonjakan kasus kian meningkat bahkan setelah pemerintah menerapkan PSBB, PPKM atau apalah namanya yang hanya membatasi masyarakat untuk ‘kumpul-kumpul’ saja.
Dilematis memang, disatu sisi pemerintah berharap ekonomi pulih ditengah pandemi. Namun, disisi lain kesehatan dan penanggulangan covid-19 masih ‘acak-adul’. Vaksinasi adalah salah satu jalan untuk ‘mencegah’ penyebaran bukan memberhentikan.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memberi saran agar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berjalan efektif. Dicky menekankan agar tracing, testing dan treatment (3T) diperkuat selama PPKM guna membuat hasil maksimal.
“Selama ini strategi utamanya tidak memadai, 3T belum memadai. Jadi bagaimana akan efektif? Mau diperpanjang berapa lama pun yang terjadi adalah efek yoyo. Apalagi PPKM bukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” kata Dicky kepada Republika, Jumat (22/1)
Atas dasar itu, Dicky mengusulkan agar penguatan dilakukan pada 3T agar PPKM tak sia-sia dalam meredam laju Covid-19. “Ini menunjukkan PPKM ada dampaknya tapi tidak memadai karena sifatnya suplemen terhadap intervensi esensial (3T),” lanjut Dicky.
Mudah-mudahan dengan kesadaran masyarakat juga pemerintah, penyebaran virus covid-19 segera terhenti dan Indonesia segera pulih dan bangkit dari pandemi covid-19.