GelitikPolitik.com, Jakarta. Geger pernyataan seorang Senator DPD Bali Arya Wedakarna melalui potongan video yang beredar di instagram mengatakan dirinya tidak menyukai front liner yang berhijab dan lebih memilih gadis Bali yang rambutnya digerai.
Ucapan Arya dianggap rasis karena menyinggung hijab yang dikenakan muslimah. Dia menginginkan bahwa pegawai front line harus pegawai asli Bali yang tidak memakai hijab. Bahkan dia mengatakan bahwa Bali bukan Timur Tengah.
“Saya nggak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka. Jangan kasih yang penutup, penutup gak jelas, this is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pake apa kek,” ucap Arya.
- Kocok Ulang Kabinet Prabowo
- Rentetan Kejadian Demo Agustus: Ulah yang Memantik Amarah
- Indonesia Summit 2025: Kolaborasi Lintas Generasi untuk Masa Depan Indonesia
- Jual-Beli Kuota Haji
- Ketok Palu Pemisahan Pemilu
Atas pernyataanya itu, Arya dituding rasis dan dikecam warganet karena dinilai tidak sepantasnya seorang senator DPD RI berucap demikian karena dianggap dapat menimbulkan perpecahan.
Video viral itu bermula ketika Arya Wedakarna sampaikan ketika menegur Kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara dan Kepala Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai beserta Pengelola Bandara di sebuah rapat resmi DPD RI B65 dimasa Reses pada 29 Desember 2023.
Selain itu, dia menuduh ada dua oknum Bea Cukai dinilai tidak ramah, jutek dan sinis yang Bernama Nia dan Pangeran asal Jakarta dan jawa timut yang diduga melaksanakan tugas tanpa SOP kepada warga bali. Arya pun meminta agar dua oknum ini segera dimutasi keluar Bali.
“Ini orang tamiu-tamiu bahasa balinya ya pak ya, orang yang tinggal cari makan yang tinggal sementara di Bali. Mau saya orang Bali dikira orang hutan, orang kampungan dikiranya nggak pernah keluar negeri, sebelum Republik Indonesia merdeka, sebelum Indonesia ini ada leluhur kami sudah dari dulu keluar negeri. mutasi kedua orang itu! Besok pun saya tandatangi perpindahan bapak ibu-ini”. Tegas Arya.
Bahkan dalam video yang tersebar tersebut Arya melebar dan menyinggung agama kedua orang tersebut yang diduga oknum itu lantaran tidak ramah dan jutek hingga menanyakan apa agama mereka dan apakah agama yang dianut bersangkutan tidak mengajarkan untuk bersikap ramah.
Pernyataan Arya pun disorot oleh Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan, Anwar Abbas, dan mengingatkan pentingnya menghormati keberagaman agama dan budaya sesuai dengan konstitusi negara.
Abbas mengatakan seharusnya Arya Dewakarna sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, memahami dan menghormati UUD 1945, khususnya Pasal 29 yang menjamin kebebasan beragama.
“Kita boleh berbeda pendapat tapi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa apalagi menyangkut masalah SARA sikap dan perilaku kita tidak boleh bertentangan dengan hukum dasar yang ada di negeri ini yaitu UUD 1945,” katanya Selasa (2/1/2023).
Dilansir dari Instagram pribadi Arya Wedakarna pada Selasa (02/01) dirinya sudah mengklarifikasi atas ucapanya dan berdalih bahwa ada oknum yang sengaja memotong video tersebut hingga menimbulkan kegaduhan.
“Jika ada kelompok lain merasa tersinggung dan keberatan, saya memohon maaf dengan tulus,”. Ucap Arya dalam klarifikasinya melalui video reels instagram.