GelitikPolitik.com – Lagu ‘bayar bayar bayar’ oleh band sukatani menjadi trending berawal lagu ini dijadikan lagu latar belakang di sebuah cuplikan video mahasiswa dan masyarakat sipil melakukan demo Indonesia Gelap.
Dengan viralnya lagu ini, Band Sukatani yang berasal dari Purbalingga membuat video klarifikasi dan permintaan maaf melakui media sosial Instagram resminya @sukatani.band pada Kamis, (20/02).
Anehnya, pada saat membuat video tersebut kedua personil yaitu gitaris Muhammad Syifa Al Lufti sebagai gitaris dan Novi Citra Indriyati sebagai vokalis melepaskan atribut khasnya yaitu topeng untuk menutup wajahnya.
- Kocok Ulang Kabinet Prabowo
- Rentetan Kejadian Demo Agustus: Ulah yang Memantik Amarah
- Indonesia Summit 2025: Kolaborasi Lintas Generasi untuk Masa Depan Indonesia
- Jual-Beli Kuota Haji
- Ketok Palu Pemisahan Pemilu
“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul ‘Bayar Bayar Bayar,’ yang dalam liriknya (ada kata) bayar polisi yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial,”. ucap Lutfi dan Novi.
Setelah video klarifikasi dan permintaan maaf, tiba-tiba lagu bayar bayar bayar menghilang dari berbagai aplikasi musik streaming. Hal ini sangat disayangkan oleh warganet.
Selain itu, Novi yang juga sebagai berprofesi guru dipecat dari yayasan tempat dia bekerja setelah viralnya lagu bayar bayar bayar.
Atas kejadian ini banyak warganet yang menduga bahwa band Sukatani mendapat ancaman dan intimidasi dari pihak kepolisian.
Warganet mengaggap institusi polri sangat anti terhadap kritik dan membungkam kebebasan berekspresi.
Dari tuduhan-tuduhan dan spekulasi yang dilontarkan oleh warganet ke Institusi Polri. Propam Polri segera melakukan investigasi yang berakahir sedikitnya terdapat enam oknum personel Ditssiber Polda Jateng sejak Jumat (21/02/25) hingga hari ini (24/02/25) yang terlibat melakukan intimidasi terhadap band sukatani.
Dikutip dari tirto.id, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto mengatakan bahwa proses penyelidikan masih berlanjut.
“Betul, sampai dengan saat ini total enam anggota Siber Polda diperiksa,”. Katanya.
Atas kejadian ini, Mnggu (21/02/25) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi respon dan menegaskan bahwa polri tidak anti kritik.
Polri sangat terbuka terhadap kritik , saran dan masukan agar konerja polri semakin membaik.
“Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adapatif menerima koreksi untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik,” tegasnya.
Nantinya Listyo Sigit berencana menjadikan band suka tani untuk menjadi duta polri jika mereka tidak keberatan.
“Nanti kalau Band Sukatani berkenan, akan kami jadikan juri atau band Duta untuk Polri, terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi dan juga konsep evaluasi secara berkelanjutan terhadap perilaku oknum Polri yang masih menyimpang,” pungkasnya.